Member Area

Cerita Tentang Keuntungan Investasi Saham

 KelaSaham

30 Sep 2024

DASAR

Pernah kebayang gak bagaimana caranya membangun perusahaan sebesar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dari awal dengan sumber daya yang teman-teman miliki saat ini?

Sebagai gambaran, pada tahun 2023, BBCA mencatat laba bersih sebesar Rp 48,6 Triliun, ini menjadikan BBCA menjadi perusahaan swasta dengan laba terbesar di Indonesia! Per 2023 total dana DPK (Dana Pihak Ketiga) mencapai Rp 1.100 Triliun!

BBCA saat ini juga memiliki 30,7 juta nasabah, dengan 1.258 cabang dan 19.047 di seluruh Indonesia! Bisakah kita membangun ulang perusahaan yang bisa “mengalahkan” BBCA?

Dengan berinvestasi saham, maka keuntungan pertama yang bisa kita dapatkan adalah, kita bisa memiliki perusahaan tanpa perlu memikirkan cara dan mengeluarkan banyak tenaga untuk membangun perusahaan sebesar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Astra International Tbk (ASII) mapupun perusahaan lainnya. Kita cukup membeli sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

 

Keuntungan kedua, berinvestasi saham tidak membutuhkan modal yang besar. Di Indonesia, pembelian saham hanya minimal 100 lembar atau biasa dikenal dengan istilah 1 lot. Walaupun hanya memiliki 1 lot saham perusahaan, teman-teman sudah resmi menjadi “pemilik” perusahaan dan memiliki hak untuk datang ke RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Misalkan teman-teman mau membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Saat tulisan ini dibuat harga saham BBRI senilai RP 5.100 per lembar. Artinya hanya butuh sekitar Rp 510.000 (Diluar fee broker dan biaya lainnya) untuk membeli saham BBRI!

Keuntungan ketiga adalah mendapat dividen. Ketika perusahaan mencetak laba bersih, dan diputuskan lewat RUPS untuk sebagian laba akan dibagikan sebagai dividen kepada pemegang saham, maka teman-teman akan mendapatkan dividen dalam jumlah tertentu sesuai dengan porsi kepemilikan.

Dalam keterbukan informasinya baru-baru ini PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) memustuskan untuk membagikan dividen sebesar Rp 99,84 per saham untuk tahun buku 2023. Artinya jika teman-teman memiliki 1.000.000 lembar saham MSTI, maka dividen yang akan diterima adalah sebesar Rp 99.840.000

 

Keuntungan keempat adalah capital gain. Ketika perusahaan berkinerja baik tahun demi tahun dan terus bertumbuh serta memiliki prospek jangka panjang yang cerah, biasanya market akan ikut mengapresiasi saham perusahaan.

Misalkan teman-teman membeli saham PT Bank Central Asia (BBCA) pada Oktober 2019 lalu dengan harga Rp 6.045 per lembar (Stocksplit Adjusted), saat itu BBCA mencatatkan laba sebesar Rp 28,5 Triliun. Tahun demi tahun laba BBCA terus meningkat hingga mencapai Rp 48,6 Triliun di 2023, pertumbuhan laba yang konsisten ini juga ikut membuat saham BBCA terus meningkat, pada saat artikel ini ditulis saham BBCA meningkat menjadi Rp 10.650/lembar. Harga saham BBCA mengalami kenaikan 76% dalam 5 tahun!

 

Keuntungan terakhir adalah investasi saham sangatlah likuid, jadi ketika secara mendadak membutuhkan dana, teman-teman dapat langsung menjual sahamnya di jam pasar dan cukup menunggu paling lama dua hari (T+2) untuk dana tersebut bisa dicairkan ke rekening.

 

Cerita Kami…

Bagi kami, selain keuntungan yang ditawarkan di atas, kami juga belajar banyak hal baru dalam proses menganalisis dan berinvestasi saham. Ada beberapa cerita menarik yang ingin kami bagikan yang mudah-mudahan bisa membuat teman-teman tertarik untuk memulai perjalanan investasi saham sedini mungkin.

Salah satu cerita itu adalah ketika melakukan proses analisis saham PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company (ULTJ). Saat itu kami pergi ke minimarket terdekat dan mencoba memetakan beberapa kompetitor ULTJ, dari situ kami membandingkan beberapa brand susu dan bagaimana komposisi dari setiap produk, hal yang mengejutkan kami adalah, ada beberapa brand yang memiliki kandungan 100% susu segar, ada yang hanya 70% an susu segar, bahkan ada yang kurang dari 50% susu segar.

Hal ini membuat kami menjadi lebih aware mengenai komposisi dan nilai gizi dalam produk makanan dan minuman sehingga bisa memilih lebih bijak dan tidak terjebak pada produk yang hanya tinggi gula.

Lalu dari proses analisis ULTJ ini membuat kami mengetaui proses produksi susu sapi, misalnya mengenai masa laktasi (sapi sedang berproduksi susu) adalah selama kurang lebih 305 hari dan 60 hari masa kering, lalu bisnis peternakan sapi perah di daerah tropis memiliki tantangan karena temperatur dan kelembaban yang tidak disukai sapi perah. Di Indonesia, satu sapi biasanya menghasilkan maksimum sekitar 4.500 liter susu per masa laktasi, artinya sekitar 15 liter per hari.

Produksi ini hanya sepertiga dari produksu susu sapi di Selandia Baru. Hal inilah yang membuat harga susu di Indonesia kurang terjangkau dan harus mengimpor 80% susu.

Cerita lainnya adalah ketika melakukan analisis PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Proses analisis ini membawa kami pada riset mendalam mengenai obat-obatan dan melakukan wawancara kepada beberapa kenalan dokter. Kami belajar bahwa umumnya ada 2 jenis obat yang beredar, obat generik dan paten. Obat generik dibedakan lagi menjadi 2 jenis, generik tanpa merek dan generik dengan merek.

Kami juga menyadari Program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) yang diselenggarakan lewat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) menjadi game changer bagi perusahaan farmasi di Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari komposisi penjualan obat generik dan bagaimana pengaruhnya terhadap GPM (Gross Profit Margin) perusahaan.

Masih banyak cerita lain dan pengetahuan baru yang kami dapatkan selama proses analisis dan berinvestasi saham. Kabar baiknya, teman-teman juga bisa mendapatkan keuntungan ini ketika proses analisis dan berinvestasi saham.

Jadi bukan hanya keuntungan keuangan semata, tapi juga pengetahuan yang semakin bertambah.


Mau menjadi investor independen yang memiliki keyakinan dan ketenangan dalam investasi saham?

KelaSaham sudah membuat framework analisis perusahaan yang dapat kamu pakai dalam perjalanan menjadi investor independen.

Lihat Program Kami