Member Area

Margin of Safety - 3 Kata Penting dalam Investasi

 KelaSaham

06 Jun 2024

VALUE INVESTING

“The three most important words in investing.. Margin of Safety”
- Warren Buffett

Konsep “Margin of Safety” pertama kali diperkenalkan oleh Benjamin Graham pada tahun 1928 dalam buku Security Analysis. Secara sederhana “Margin of Safety” atau yang biasa dikenal dengan nama MOS, merupakan perbedaan antar harga pasar saham dengan nilai intrinsiknya.

Jadi ada 2 faktor pertimbangan di sini. Harga jual saham dan nilai intrinsik perusahaan. Perlu digarisbawahi bahwa nilai dan harga merupakan dua hal yang berbeda. Nilai yaitu apa yang anda peroleh, sedangkan harga adalah besar nominal yang harus dibayar.

Ide dari MOS sederhana sekali, investor hanya membeli saham ketika harga pasarnya jauh di bawah estimasi nilai intrinsiknya (nilai wajar). Dengan kata lain, beli saat perusahaan sedang terdiskon.

Pak Lo Kheng Hong, dalam berbagai kesempatan, menyebutkan konsep ini dengan sangat indah, “beli saham Mercy harga Avanza.”

Coba perhatikan baik-baik garis warna hijau (nilai wajar) dan garis warna merah (harga saham).

Setelah menganalisis perusahaan ABCD, anda yakin bahwa ABCD memiliki nilai intrinsik (wajar) Rp 5.000/saham, dalam perhitungan nilai wajar tersebut, pasti ada banyak asumsi yang digunakan, misalnya faktor pertumbuhan pendapatan karena ekspansi yang dilakukan perusahaan, atau asumsi adanya efisiensi yang akan dilakukan perusahaan.

Karena bentuknya masih asumsi, ada kemungkinan kinerja perusahaan di masa depan tidak sesuai dengan ekspektasi karena faktor tertentu ataupun mungkin karena anda salah menganalisis perusahaan.

Maka nilai intrinsik perusahaan sebenarnya bukan Rp 5.000/lembar. Oleh sebab itu, agar untuk menjaga risiko ini, anda perlu membeli saham ABCD dengan harga di bawah Rp 5.000/lembar.

Sebuah investasi yang kita anggap “aman” bisa saja berisiko tinggi jika tidak mempertimbangkan margin of safety.

Untuk menjadi investor independen diperlukan cara untuk meminimalkan risiko & kerugian agar tidak terlalu fatal serta dapat mengamankan modal awal. Hal inilah yang ditawarkan margin of safety, melindungi investor dari kesalahan estimasi dan faktor di luar kendali, dan memaksimalkan potensi keuntungan ketika pasar mengapresiasi perusahaan ke nilai wajar nya.

Warren Buffett memberikan analogi “jembatan” untuk menjelaskan konsep MOS. Setiap kali sebuah jembatan sedang dibangun, para insinyur akan memastikan bahwa jembatan tersebut cukup kuat untuk menahan beban truk seberat 30 ton meskipun mereka tau kalau rata-rata truk yang lewat hanya seberat 10 ton yang akan berjalan di atas jembatan.

Inilah inti MOS, memberikan “bantalan” karena investasi memilii risiko dan mengandung informasi yang “tidak sempurna.” Apalagi sangat tidak mungkin menebak segala hal dengan benar di masa depan.

Inilah sebabnya mengapa Warren Buffett sering menekankan pentingnya memiliki margin of safety yang cukup besar sebelum melakukan investasi.

2 Alasan mengapa MOS penting:

  1. Perlindungan terhadap risiko & kerugian: dengan memiliki MOS yang cukup besar, investor dapat lebih kuat menghadapi risiko atas ketidakpastian masa depan. Ada ruang untuk kesalahan yang meminimalkan kerugian.
  2. Potensi keuntungan yang lebih besar: investasi dengan MOS yang cukup besar memberikan potensi keuntungan yang lebih besar. Ketika harga saham turun di bawah nilai intrinsiknya, ada kesempatan beli dengan harga murah dan investor akan meraih keuntungan ketika harga saham diapresiasi sesuai nilai intrinsiknya.

Beli saham di bawah nilai intrinsiknya!


Mau menjadi investor independen yang memiliki keyakinan dan ketenangan dalam investasi saham?

KelaSaham sudah membuat framework analisis perusahaan yang dapat kamu pakai dalam perjalanan menjadi investor independen.

Lihat Program Kami