Member Area

Mengenal Sektor-sektor dalam Pasar Saham di Indonesia

 KelaSaham

13 Jun 2024

DASAR

Anggaplah ada 2 perusahaan, perusahaan A mencatatkan NPM (Net Profit Margin) sebesar 8%, sedangkan perusahaan B mencatatkan NPM sebesar 12%. Kira-kira mana perusahaan yang lebih baik?

Sekilas jika hanya diberikan clue seperti ini, pastinya kita akan menganggap bahwa perusahaan B lebih bagus karena memiliki margin yang lebih tinggi dibanding perusahaan A.

Tapi, bagaimana jika kami memberikan clue selanjutnya bahwa perusahaan A model business nya adalah distributor dan perusahaan B model business nya adalah tambang batu bara?

Ya, penilaian kita bisa berubah. Untuk itulah diperlukan klasifikasi untuk membandingkan perusahaan yang sejenis. Inilah kegunaan dari klasifikasi, di mana kita bisa mengidentifikasikan kinerja perusahaan dibandingkan dengan kelompok atau jenis usahanya, agar perbandingannya bisa lebih apple to apple.

Perusahaan distribusi, biasanya memiliki margin 2-4%, tapi jika bisa mencetak NPM sebesar 8% dengan “business model” yang sama, artinya perusahaan cukup bagus dibadingkan peers-nya. Sedangkan perusahaan batubara, jika dibandingkan peers-nya NPM 12% tergolong cukup rendah.

Nah inilah pentingnya kita mengelompokkan perusahaan yang sejenis.

Saat ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklasifikasikan perusahaan-perusahaan yang telah listing ke dalam 12 sektor. Sektor-sektor tersebut kemudian dibagi lagi menjadi 35 sub sektor, 69 industri dan 130 sub industri.

Berikut keterangan dari klasifikasi sektor saham di BEI, untuk memberikan gambaran dan perbandingan, kami menyertakan contoh perusahaan yang “sejenis” dan total pendapatan mereka.

  1. Energi
    Sektor ini mencakup perusahaan yang menjual produk dan jasa terkait dengan ekstraksi energi yang mencakup energi tidak terbarukan seperti perusahaan pertambangan minyak bumi, gas alam, batu bara, serta perusahaan-perusahaan yang menyediakan jasa yang mendukung industri tersebut. Contoh perusahaan: ADRO, BYAN dan PTBA (Produksi Batubara)
  2. Barang Baku
    Sektor barang baku mencakup perusahaan yang menjual produk dan jasa yang digunakan oleh industri lain sebagai bahan baku untuk dapat melanjutkan aktivitas operasinya. Perusahaan yang masuk ke dalam sektor ini adalah yang memproduksi barang kimia, material konstruksi, kemasan, pertambangan logam & mineral non energy, dan produk kayu & kertas. Contoh perusahaan: INKP & TKIM (Pulp & Paper)

  3. Perindustrian
    Sektor perindustrian mencakup perusahaan yang menjual produk dan jasa yang secara umum dikonsumsi oleh industri, bukan konsumen. Produk dan jasa yang dihasilkan merupakan produk dan jasa final, bukan yang masih perlu diolah lagi seperti perusahaan di sektor bahan baku. Perusahaan yang masuk ke dalam sektor ini adalah yang memproduksi barang kedirgantaraan, pertahanan, produk bangunan, produk kelistrikan, mesin dan lainnya. Contoh perusahaan: HEXA & UNTR (Penjualan Alat Berat)

  4. Barang Konsumen Primer
    Sektor ini mencakup produksi atau distribusi produk dan jasa yang umumnya dijual langsung kepada konsumen seperti perusahaan ritel – toko makanan, toko obat-obatan, supermarket, produsen minuman, makanan kemasan, produsen rokok, barang keperluan rumah tangga, dan barang perawatan pribadi. Contoh perusahaan: GGRM, HMSP, dan WIIM (Produsen Rokok)

  5. Barang Konsumen Non-Primer
    Sektor ini mencakup perusahaan yang memproduksi atau mendistribusikan produk dan jasa pada konsumen namun sifatnya siklikal sehingga permintaan atas barang dan jasa berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Perusahaan yang masuk ke dalam sektor ini adalah yang memproduksi mobil penumpang dan komponennya, barang rumah tangga tahan lama, pakaian, sepatu, barang tekstil, barang olahraga dan lainnya. Contoh perusahaan: LPPF, RALS, MAPI (Perusahan ritel)

  6. Kesehatan
    Sektor kesehatan mencakup perusahaan yang menyediakan produk dan layanan kesehatan seperti produsen peralatan dan perlengkapan kesehatan, penyedia jasa kesehatan, perusahaan farmasi, dan riset di bidang kesehatan. Contoh perusahaan: MIKA, SILO, dan PRIM (Perusahaan Rumah Sakit)

  7. Keuangan
    Sektor keuangan mencakup perusahaan yang menyediakan layanan keuangan seperti bank, lembaga pembiayaan konsumen, modal ventura, jasa investasi, asuransi, dan perusahaan holding. Contoh perusahaan: BBRI, BMRI, dan BBNI (Perbankan)

  8. Properti & Real Estat
    Sektor property & real estat mencakup perusahaan pengembang property dan real estate dan perusahaan yang menyediakan jasa penunjangnya. Contoh perusahaan: CTRA, BSDE, dan DILD (Developer Properti)

  9. Teknologi
    Sektor ini mencakup perusahaan yang menjual produk dan jasa yang berhubungan dengan teknologi, seperti perusahaan jasa internet yang bukan penyedia koneksi internet, penyedia jasa dan konsultan TI, pengembang perangkat lunak, produsen perangkat jaringan, perangkat komputer, perangkat dan komponen elektronik, dan semikonduktor. Contoh perusahaan MTDL, MSTI, dan MLPT (Penyedia hardware & software)

  10. Infrastruktur
    Sektor ini mencakup perusahaan seperti operator infrastruktur transportasi, konstruksi bangunan sipil, perusahaan telekomunikasi, dan perusahaan utilitas. Contoh perusahaan: WIKA, PTPP, dan TOTL (Konstruksi)

  11. Transportasi & Logistik
    Sektor ini mencakup perusahaan yang berperan dalam aktivitas perpindahan dan pengangkutan seperti penyedia transportasi serta jasa logistik dan pengantaran. Contoh perusahaan: SMDR & TMAS (Kapal kontainer)

  12. Produk Investasi Tercatat
    Mencakup produk-produk investasi yang tercatat di BEI seperti reksadana dan obligasi


Mau menjadi investor independen yang memiliki keyakinan dan ketenangan dalam investasi saham?

KelaSaham sudah membuat framework analisis perusahaan yang dapat kamu pakai dalam perjalanan menjadi investor independen.

Lihat Program Kami