Member Area

7 Pelajaran Keuangan dari The Richest Man in Babylon

 KelaSaham

27 Jun 2024

BEDAH BUKU

Buku ini terbit tahun 1926, hampir satu abad yang lalu. Ditulis oleh George S. Clason yang memberikan nasehat keuangan pribadi lewat perumpamaan tokoh fiksi bernama Arkad di Babilonia.

Buku ini berbicara tentang teori manajemen keuangan pribadi yang sangat aplikatif penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun termasuk buku klasik, tapi pelajarannya tak lengkang oleh waktu dan masih relevan hingga saat ini.

Ada 7 prinsip yang bisa kita terapkan dalam keputusan keuangan pribadi

1. Pay yourself first

Pelajaran pertama dalam buku ini adalah bayar diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggunakan gaji/penghasilan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Sesungguhnya, sebagian dari gaji yang kita terima hanyalah titipan sementara, karena kita juga harus membayar uang listrik, kuota, membeli makanan, membayar uang sewa dan kebutuhan lainnya kan? Jika kita tidak menyisihkan pendapatan di awal, seringkali kita tidak menyisakan apapun di akhir.

Selalu sisihkan minimal 10% dari pendapatan kita di awal. Jika dapat menyisihkan lebih banyak, maka lebih baik. Dalam kondisi sulit sekalipun haruslah kita menyisihkan diawal minimal 10%. Setelah dikurangi 10%, sisanya yang dipakai untuk membiayai kebutuhan.

2. Punya Anggaran Keuangan (Budgeting)

Hidup itu murah, gaya hidup yang mahal. Kontrol setiap pengeluaran agar tetap berapa pada budget yang sudah dianggarkan. Belajar untuk hidup sesuai dengan kemampuan finansial, jangan lebih banyak pengeluaran daripada pendapatan. Coba cek ulang dan tulis pengeluaran setiap bulan, bisa jadi kebutuhan kita tidak membutuhkan banyak biaya, justru banyak keinginan kita yang sebenarnya tidak begitu penting dan bisa kita tunda.

3. Buatlah agar uangmu menghasilkan uang lagi

Buatlah uang bekerja untukmu. Cara ini dilakukan dengan menginvestasikan tabungan dari penghasilan yang telah kita sisihkan sebelumnya. Itu sebabnya akan lebih baik jika kita dapat menyisihkan lebih banyak penghasilan di awal. Jangan cuma “ditabung” tanpa “diinvestasikan. Teman-teman bisa baca lebih detail di postingan kami sebelumnya mengapa kita perlu investasi.

Ada banyak instrumen investasi seperti, deposito, obligasi, surat berharga negara (SBN), properti, dan saham. Namun sebelum memutuskan untuk berinvestasi di instrumen tertentu, penting bagi kita untuk memahami produk investasi tersebut.

4. Investasi sesuai dengan kapasitas

Bila ingin berinvestasi dalam instrumen apapun, pastikan kita memiliki pengetahuan yang cukup terhadapnya agar dapat meminimalisir risiko dan meningkatkan keuntungan. Perlu hati-hati karena ada begitu banyak jebakan dan investasi bodong yang beredar.

Ada berbagai sumber pengetahuan dan buku yang bisa teman-teman dapatkan untuk belajar instrumen investasi tertentu. Untuk belajar mengenai investasi saham dan menjadi investor independen, teman-teman bisa melihat program kami 

5. Miliki rumah sendiri

Hal ini mungkin tidak berlaku dan kurang relevan bagi orang yang memiliki pekerjaan tidak menetap dalam suatu tempat. Selain itu perlu memperhatikan kemampuan untuk membeli rumah secara tunai maupun kredit. Jika masih muda dan belum berkeluarga, bisa jadi kepemilikan rumah bukan menjadi prioritas utama.

Konsep kepemilikan rumah juga bisa diukur dari segi opportunity cost. Ada kalanya membayar sewa bisa “menguntungkan” bagi beberapa orang yang bisa melipatgandakan aset nya. Intinya perlu melihat kondisi keuangan pribadi secara baik-baik. Selain itu, rumah dalam konteks ini adalah untuk ditinggali, bukan sebagai instrumen investasi.

6. Sediakan dana darurat, dana pensiun dan perlindungan bagi keluarga (asuransi)

Dana darurat bisa menjadi bantalan ketika hal yang tidak terduga terjadi dan berpotensi menganggu keuangan kita, sehingga kita tidak perlu berutang atau terpaksa mencairkan dana investasi kita.

Ketika sudah mencapai masa pensiun, tentunya kita tidak ingin membebankan masa tua dengan dibiayai oleh anak karena pasti akan membebankan mereka. Itu sebabnya kita harus bisa menyisihkan pendapatan, lalu diinvestasikan agar uang tersebut dapat membiayai masa pensiun.

Selain itu, penting untuk memahami secara betul profil risiko diri sendiri dan mempunyai asuransi (jiwa dan kesehatan) yang sesuai kebutuhan agar dapat memproteksi keuangan dan tidak menganggu kesehatan keuangan apabila terjadi suatu hal diluar dugaan.

7. Perbesar kapabilitas untuk meningkatkan pendapatan.

Investasi kepada diri sendiri. Pastikan untuk terus belajar dan meningkatkan kemampuan agar bisa menghasilkan lebih banyak pendapatan. Jaman sekarang, banyak cara untuk belajar dan meningkatkan kemampuan. Bisa dengan baca buku, ikut seminar & workshop, punya relasi dengan orang yang lebih pintar dari kita atau mengakses informasi dari internet.

Lalu, ketika kita sudah bisa meningkatkan pendapatan, artinya kita bisa menabung lebih banyak, bukan malah membelanjakan lebih banyak. Bahwa apa yang kita sebut pengeluaran yang perlu, akan selalu berubah sejalan dengan pemasukan kita, kecuali kita mau menentangnya!


Mau menjadi investor independen yang memiliki keyakinan dan ketenangan dalam investasi saham?

KelaSaham sudah membuat framework analisis perusahaan yang dapat kamu pakai dalam perjalanan menjadi investor independen.

Lihat Program Kami